Kelas : 2b
Tugas : fonologi 9 bunyi pengiring beserta contoh
Bunyi-bunyi Pengiring beserta contohnya :
1.Bunyi ejektif,yaitu bunyi sertaan yang dihasilkan dengan cara glotis
ditutup sebelum dan sewaktu bunyi utama diucapkan,sehingga ketika glotis dibuka
terdengar bunyi global[V].
2.Bunyi
klik,yaitu bunyi sertaan yang
dihasilkan dengan cara lidah belakng menempel rapat pada velum sebelum dan
sewaktu bunyi utama diucapkan,sehingga ketika penempelan pada velum dilepas
terdengar bunyi [Kk]
3.Bunyi
aspriasi,yaitu bunyi sertaan yang
dihasilkan dengan cara arus udara yang keluar lewat mulut terlalu keras
sehingga terdengar bunyi[Kh].
Contoh: bunyi [p] pada awal kata bahasa
inggris trdengar sebagai bunyi [ph], sehingga ucapnnya menjadi
[pheis].
4.Bunyi
eksplosif(bunyi lepas),yaitu bunyi sertaan yang dihasilkan dengan cara arus
udara dilepaskan kembali setelah dihambat total.lawannya adalah bunyi
implosif(bunyi tak lepas)
5.Bunyi
retrofleksi,yaitu bunyi sertaan yang dihasilkan dengan cara ujung lidah ditarik
ke belakang[Kr].
Contoh: bunyi [k] pada kata
terdengar sebagai bunyi [kr], sehingga ucapannya menjadi [kretas]. Jadi, bunyi
[k] telah diretrofleksi.
6.Bunyi
labialisasi,yaitu bunyi sertaan yang di hasilkan dengan cara kedua bibir
dibulatkan dan disempitkan segera/ketika bunyi utama diucapkan.
Contoh: bunyi [t] pada kata
terdengar sebagai bunyi [tw] sehingga lafalnya [twjuan]. Jadi, bunyi [t]
dikatakan dilabialisasi.
7.
Bunyi palatalisasi,yaitu sertaan yang dihasilkan dengan cara lidah tengah
dinaikkan mendekati langit-langit keras(palatum) segera/ketika diucapkan
sehingga terdengar bunyi[Ky].
Contoh: bunyi [p] pada kata
terdengar sebagai bunyi [py] sehingga ucapannya menjadi [pyara]. Jadi, bunyi [p]
telah diplatisasi.
8.Bunyi
glotalisasi,yaitu bunyi sertaan yang dihasilkan dengan cara glotis ditutup
sesudah bunyi utama diucapkan sehingga terdengar bunyi[?].
Contoh: bunyi [a] pada kata
terdengar sebagai bunyi [a?], sehingga ucapannya menjadi [a?kan].
9.Bunyi
nasalisasi,yaitu bunyi sertaan yang dihasilkan dengan cara memberikan
kesempatan arus udara melalui rongga hidung sebelum atau sesaat artikulasi
bunyi utama, sehingga terdengar bunyi sertaan [m].
Contoh: Hal ini biasa terjadi pada konsonan
hambat bersuara, yaitu [b], [d], dan [g], sehingga menjadi [mb] [nd] [kg].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar